Komponen 1

Kinerja Pendidik dalam Mengelola Proses Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

Butir 1

Pendidik menyediakan dukungan sosial emosional bagi peserta didik dalam proses pembelajaran
Indikator 1
Interaksi yang setara dan saling menghargai

Pendidik di PKBM Baitusyukur Paket B, menyediakan dukungan sosial emosional melalui interaksi yang setara, penuh penghargaan, dan mendukung tumbuhnya pola pikir berkembang.Pendidik menunjukkan kemampuan berinteraksi dengan peserta didik secara setara, menghargai setiap individu tanpa membeda-bedakan latar belakang, usia, kemampuan, atau kondisi sosial. Dalam proses pembelajaran, pendidik membangun komunikasi dua arah yang terbuka dan empatik, sehingga peserta didik merasa aman, dihargai, dan diterima

Bukti kinerja :

Dokumentasi Interaksi Peserta didik dengan Pendidik

Dokumentasi kegiatan menunjukkan suasana pembelajaran di PKBM Baitusyukur Paket B Pondok Pesantren Al Ihsan, di mana pendidik dan peserta didik berinteraksi secara setara, terbuka, dan saling menghargai. Dalam kegiatan tersebut, pendidik tampak membimbing peserta didik dengan penuh perhatian dan kesabaran, baik saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun dalam kegiatan pembelajaran berbasis pesantren seperti membaca dan memahami Al-Qur’an. Interaksi yang terjalin memperlihatkan komunikasi dua arah antara tutor dan peserta didik — tutor memberikan bimbingan dan arahan dengan empatik, sementara peserta didik aktif bertanya dan menanggapi dengan rasa hormat. Kondisi kelas dan suasana belajar juga mencerminkan suasana yang kondusif dan penuh penghargaan. Setiap peserta didik diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, tanpa adanya perbedaan latar belakang atau kemampuan. Pendidik berperan tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang menumbuhkan rasa percaya diri dan kenyamanan emosional bagi setiap peserta didik. Kegiatan ini menunjukkan bahwa PKBM Baitusyukur telah menerapkan prinsip pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menyediakan dukungan sosial dan emosional. Interaksi antara pendidik dan peserta didik tampak hangat, penuh empati, serta menumbuhkan lingkungan belajar yang menghargai dan memanusiakan peserta didik.

Modul Ajar

Indikator 2
Interaksi yang membangun pola pikir bertumbuh
Bukti kinerja :

Dokumentasi kegiatan tanya jawab dan diskusi serta menyampaikan pendapat dalam pembelajaran

Dokumentasi kegiatan menunjukkan suasana pembelajaran di PKBM Baitusyukur Paket B Pondok Pesantren Al Ihsan, di mana pendidik dan peserta didik berinteraksi secara setara, terbuka, dan saling menghargai. Dalam kegiatan tersebut, pendidik tampak membimbing peserta didik dengan penuh perhatian dan kesabaran, baik saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun dalam kegiatan pembelajaran berbasis pesantren seperti membaca dan memahami Al-Qur’an. Interaksi yang terjalin memperlihatkan komunikasi dua arah antara tutor dan peserta didik — tutor memberikan bimbingan dan arahan dengan empatik, sementara peserta didik aktif bertanya dan menanggapi dengan rasa hormat. Kondisi kelas dan suasana belajar juga mencerminkan suasana yang kondusif dan penuh penghargaan. Setiap peserta didik diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, tanpa adanya perbedaan latar belakang atau kemampuan. Pendidik berperan tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang menumbuhkan rasa percaya diri dan kenyamanan emosional bagi setiap peserta didik. Kegiatan ini menunjukkan bahwa PKBM Baitusyukur telah menerapkan prinsip pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menyediakan dukungan sosial dan emosional. Interaksi antara pendidik dan peserta didik tampak hangat, penuh empati, serta menumbuhkan lingkungan belajar yang menghargai dan memanusiakan peserta didik.

Modul Ajar

Peserta didik didorong untuk berani bertanya, berdiskusi, dan menyampaikan pendapat tanpa rasa takut

Indikator 3
Memberi perhatian kepada peserta didik yang memerlukan dukungan lebih/ekstra
Bukti kinerja :

Dokumentasi bimbingan siswa berupa kajian keagamaan

Foto-foto tersebut menunjukkan kegiatan bimbingan dan pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh pendidik PKBM Baitusyukur terhadap peserta didik. Kegiatan ini menjadi bentuk dukungan sosial emosional dan akademik, terutama bagi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih dalam proses belajar maupun perkembangan pribadinya. Dalam kegiatan tersebut, pendidik memberikan motivasi dan arahan spiritual melalui kajian keagamaan, dan kegiatan baca quan bersama. Pendekatan yang digunakan bersifat humanis dan konseling sederhana, di mana peserta didik diajak untuk terbuka terhadap kesulitan yang mereka alami dan mendapatkan bimbingan yang menenangkan

Dukungan bagi siswa yang kesulitan dalam belajar

Pendidik memberi perhatian lebih kepada peserta yang mengalami kesulitan belajar atau masalah pribadi, melalui pendekatan konseling sederhana dan atau motivasi

Foto tambahan menunjukkan interaksi personal antara pendidik dan beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Dalam suasana yang santai dan penuh kehangatan, pendidik memberikan pendampingan individual untuk memperkuat pemahaman dan menumbuhkan semangat belajar. Pendekatan ini mencerminkan nilai empati, kesetaraan, dan kepedulian terhadap kondisi peserta didik.

Catatan Perkembangan Santri

Gambar tersebut memperlihatkan sistem pelaporan perkembangan santri berbasis web yang digunakan oleh Pondok Pesantren Al Ihsan sebagai bagian dari upaya pemantauan dan pendampingan perkembangan belajar peserta didik. Melalui sistem ini, pendidik dapat memantau secara berkelanjutan kemajuan akademik, perilaku, dan kedisiplinan santri, sekaligus mengidentifikasi lebih awal santri yang membutuhkan dukungan tambahan dalam proses belajar. Fitur pelaporan ini juga terintegrasi dengan akses wali santri, sehingga orang tua dapat memantau langsung perkembangan anaknya, termasuk jadwal kegiatan, ujian tahfidz, dan hasil evaluasi. Dengan keterlibatan aktif antara pendidik dan orang tua, sistem ini membantu menciptakan komunikasi dua arah yang efektif, memastikan setiap santri mendapat perhatian yang sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan sistem digital ini menjadi bentuk nyata budaya refleksi dan evaluasi berkelanjutan yang diterapkan lembaga, guna memperkuat pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain itu, sistem ini juga menjadi sarana bagi pendidik untuk melakukan intervensi dini terhadap santri yang mengalami kendala dalam akademik atau sosial emosional.

Indikator 4
Strategi pembelajaran yang membangun keterampilan sosial emosional pada peserta didik.
Bukti kinerja :

Dokumentasi pembelajaran kolaboratif khususnya dalam kegiatan ekstrakurikuler

Strategi pembelajaran berbasis kolaboratif dan refleksi kelompok juga dimanfaatkan untuk menumbuhkan empati, kerjasama, dan ketangguhan emosional. Hasilnya, peserta merasa diterima, lebih percaya diri, dan berani mengekspresikan diri.

Kegiatan dalam foto memperlihatkan penerapan strategi pembelajaran berbasis kolaboratif dan reflektif melalui berbagai aktivitas ekstrakurikuler seperti jujitsu, panahan, berenang, futsal, berkebun/menanam, dan memasak. Seluruh kegiatan ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional peserta didik, serta membangun karakter disiplin, kerja sama, empati, dan ketangguhan. Dalam kegiatan bela diri jujitsu, peserta didik dilatih untuk mengendalikan diri, fokus, dan menghargai lawan, sehingga tumbuh rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. Kegiatan panahan dan berenang melatih konsentrasi, keseimbangan emosi, serta ketenangan dalam menghadapi tantangan. Sedangkan futsal menjadi wadah untuk mengembangkan kerja sama tim, sportivitas, dan kepemimpinan antar peserta didik. Kegiatan berkebun dan memasak dilakukan secara berkelompok, sehingga peserta didik belajar berbagi peran, bekerja sama, serta menghargai proses dan hasil kerja bersama. Melalui interaksi sosial yang positif ini, mereka belajar menumbuhkan empati, komunikasi efektif, dan rasa saling menghormati. Seluruh kegiatan ekstrakurikuler tersebut juga menjadi bagian dari pembelajaran kontekstual yang menumbuhkan pola pikir bertumbuh (growth mindset) — peserta didik memahami bahwa kemampuan dapat diasah melalui latihan dan usaha. Selain itu, kegiatan ini memperkuat keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, sesuai dengan tujuan pendidikan di PKBM Baitusyukur yang berorientasi pada pembentukan karakter unggul dan berakhlak.

KOSP